Tadaahhh! Akhirnya, bikin juga FF. Berawal dari ide-ide cerita yang muncul di kepala, sebenernya nggak pernah ada niat untuk dituangkan dalam tulisan. Tapi, karena dorongan semangat dari sahabat, Anin dan Mawa, jeng jeng! Jadilah. Haha. Karena baru pertama kali bikin, pasti masih banyak kesalahan. But, i hope you will enjoy the story. :D
Selamat baca!!!
Cast:
Choi Jangmi
Bang Yongguk
Kim Himchan
B.A.P member
-Jangmi POV-
“Yaedeul-ah!! Na wasseo!!” Di sinilah aku, rumah singgah
tempatku biasa menghabiskan waktu senggang jika sedang tak ada kuliah, tugas,
ataupun pekerjaan. Rumah ini hanyalah rumah sederhana tempatku menampung 6
orang anak yatim piatu. Tentu saja, rumah ini bukanlah rumahku sendiri. Rumah
ini adalah rumah pemberian Appa dan Eomma, ketika mereka tahu niatku untuk
menampung dan merawat ke-6 anak jalanan ini. Kedua orang tuaku pun terkadang
membantu pembiayaan mereka, meski aku juga memiliki penghasilanku sendiri. Appa
bersikeras ingin membantu, agar waktuku kuliah tetap tidak akan terganggu meski
aku juga memiliki pekerjaan sambilan.
“Eonni!!”
“Jangmi nuna!!” Ke-6 orang anak ini selalu langsung memelukku
ketika aku datang. 2 orang anak laki-laki dan 4 orang anak perempuan. Mereka
semua sudah kuanggap adikku sendiri dan aku sangat menyayangi mereka.
“Hei, kalian sedang apa? Sudah selesai latihannya?”
“Baru saja selesai eonni. Hari ini aku berlatih dengan sangat
baik. Aku sudah bisa mengikuti gerakan-gerakan yang diajarkan oleh Jiho oppa.”
jawab Yoona. Dia adalah adik asuhku yang usianya paling muda, 5 tahun.
Sedangkan Jiho, yang tadi dia bicarakan adalah yang paling tua, 15 tahun.
Sejak 1 bulan yang lalu, setiap hari Selasa dan Jumat, mereka
berlatih menari. Beberapa bulan yang lalu, saat sedang browsing internet,
secara kebetulan aku menemukan info lomba anak-anak asuh berbakat yang diadakan
oleh UNICEF. Lomba ini diadakan di beberapa negara. Tentu saja, aku langsung
teringat oleh adik-adikku ini. Saat itu aku berpikir, lomba ini bisa
meningkatkan rasa percaya diri mereka. Tak disangka, dari video yang kukirimkan
pada pihak penyelenggara, video kami berhasil masuk 10 besar. Ketika mendengar
kabar ini, mereka begitu bahagia dan bersemangat. Akhirnya, mereka selalu rutin
berlatih gerakan-gerakan koreografi yang diciptakan Jiho. Hari ini adalah hari
terakhir mereka latihan, karena besok mereka sudah harus tampil langsung di
depan para juri.
“Ah, jinjja? Eonni sudah sering bilang kan, kalau terus
berlatih dan selalu mendengarkan Jiho oppa, kau pasti bisa. Bagaimana dengan
yang lain, bisa kan?” tanyaku.
“Bisaa!!” jawab Eunbok, Eunhee, Sunji, dan Minju bersamaan.
“Hahaha. Kalian memang anak-anak yang sangat pintar. Jiho juga
selalu bisa diandalkan”. Jiho yang kupuji hanya tersenyum.
“Jja, karena besok kalian sudah harus tampil, latihan hari ini
cukup ya. Lihat, Eonni bawa banyak makanan. Sekarang kalian mandi lalu kita
makan bersama ya. Setuju?”
“Ne~” sahut mereka berbarengan. Kemudian mereka langsung
berlarian untuk mandi.
Aah, bahagianya melihat
mereka semangat seperti ini. Sebaiknya malam ini aku tidur di sini saja untuk
mempersiapkan semua kebutuhan mereka besok.
-.-
-Choi Jangmi POV-
Yes,
I’m hero, neowa dalla nal follow
Amuri
naege matseoryeo haedo, nal mageul sun eobseo
I’m
from zero, al su eobseo neon hollow
Eonjengan muneojigo mal geoya,
you ain’t got halo
Pagi-pagi sekali aku sudah bangun untuk mempersiapkan
kebutuhan adik-adikku untuk tampil nanti sore, seperti pakaian dan sepatu. Bangun pagi sambil mendengarkan lagu B.A.P
memang selalu membuatku bersemangat. Haha.
“Apa yang sedang kau lakukan nuna? Kenapa senyum-senyum
sendiri?”
“Ya! Kim jiho! Kamjjakiya. Sejak kapan kau ada di situ?
Mengagetkanku saja.”
“Aku sudah di sini sejak 10 menit yang lalu. Apa nuna tidak
sadar, aku sudah membantumu melipat beberapa pakaian?”
“Ah, keurae? Hahaha. Mian, aku tidak tahu. Tumben kau bangun
pagi-pagi? Kenapa? Terlalu gugup jadi tidak bisa tidur?”
Jiho menghela napas. “Aku terbangun karena musikmu nuna.
Terlalu keras, jadi aku terbangun. Melihat dari caramu tersenyum, B.A.P lagi
ya?”
“Eo. Bagus kan lagunya? Hahaha.”
“Aku belum pernah dengar. Lagu baru mereka one shot kan?”
“Lagu ini ada di album one shot itu, Jiho-ah. Judulnya Zero.”
“Aah. Begitu rupanya.” jawab Jiho singkat.
“Gara-gara kau sering memutar lagu-lagu mereka, Eunhee, Sunji,
Minju, dan Yoona juga jadi menyukai B.A.P. Bahkan mereka selalu
berteriak-teriak, seperti fans remaja.”
“Ah, ahjumma. Annyeonghaseyo. Hahaha. Jinjjayo? Neomu giyeowoyo.”
Kim Wonhee adalah wanita separuh baya yang dibayar Appa untuk membantuku
merawat adik-adikku sehari-hari. Tentu tak setiap hari aku bisa datang kesini.
Aku tetap harus kuliah dan melakukan pekerjaan sambilan.
“Kejadian yang paling lucu adalah ketika Jiho dan Eunbok
bertengkar masalah gerakan tarian. Hahaha”
Mendengar ucapan ahjumma, aku langsung menoleh pada Jiho. “Kim
Jiho, kau dan Eunbok bertengkar? Kenapa?” tanyaku.
“Jangan marah dulu nuna. Eunbok sepertinya juga mulai suka
pada B.A.P. Apalagi setelah mendengarkan lagu terbaru mereka. Dia memaksaku
untuk menciptakan koreografi yang sama persis dengan gerakan push-up dance B.A.P. Tentu saja aku
menolak. Aku kesulitan, lagipula kalau aku bisa, apa mungkin aku mengajarkan
gerakan seperti itu pada 4 adik perempuanku? Yang benar saja.”
Mendengar penjelasan Jiho, aku langsung tertawa
terbahak-bahak. Aku sama sekali tidak menyangka, rasa sukaku pada B.A.P bisa
menular pada mereka.
“Lalu, memangnya kau tidak suka?” godaku.
“Lagu mereka bagus. Tapi kau tahu aku tidak pernah jadi fans
seperti itu nuna. Lagipula sebentar lagi juga kau akan pindah menyukai idol
lain”
“No no. Kau salah Kim Jiho. Kali ini berbeda, nuna benar-benar
suka. Kau masih kecil, jadi tidak akan mengerti. Hahaha.” jawabku.
Memang benar. Kali ini berbeda. Banyak grup yang pernah
kusukai, tapi aku tidak pernah punya bias di tiap grup-grup itu. Kali ini rasanya berbeda, pikirku.
-.-
-Choi Jangmi POV-
Only
one shot Only one shot
You only have last
chance you know
“Kyaaaaaaa!!! B.A.P! B.A.P!” Teriakan penonton benar-benar
membahana ke seluruh hall. Sekitar 30 menit yang lalu, adik-adikku telah tampil
dengan nomor urut paling akhir. Penampilan mereka benar-benar bagus. Meskipun
Yoona sempat melakukan beberapa kesalahan gerakan, tapi secara keseluruhan
mereka tampil dengan baik. Aku sempat harus sedikit ikut bergerak dari kursi
tamu untuk membantu Yoona. Kami tinggal berharap juri akan memberikan penilaian
yang bagus. Setelah penampilan seluruh peserta, B.A.P tampil membawakan lagu One
Shot. Acara ini memang tidak hanya dihadiri perwakilan UNICEF dan artis-artis
pengisi acara, tetapi juga penonton biasa. Jadi tak heran, jika sejak acara
dimulai suasana benar-benar ramai dengan teriakan penonton untuk idol
masing-masing. Meskipun penggunaan lightstick, poster, dan spanduk dilarang,
tapi semangat fans benar-benar tidak bisa dibendung.
Pasti menyenangkan, bisa
berteriak penuh semangat seperti fans-fans itu. Andai aku duduk di sana, suara
teriakanku pasti menjadi salah satu yang paling keras, batinku, tapi aku sama sekali nggak menyesal. Kenapa
harus menyesal? Meski tidak bisa berteriak seperti para fans itu, aku tetap
yang paling beruntung. Dalam acara ini, seluruh pengisi acara duduk di depan
panggung bersama tamu-tamu undangan yang lain. Hanya para juri yang duduk
terpisah. Aku yang menjadi wali dari ke-6 orang adik-adikku, tentu saja menjadi
tamu undangan di sini. Jadi keuntungannya adalah aku bisa melihat sosok-sosok
B.A.P dari dekat. Kyaaaaaa!! teriakku
dalam hati. Aku benar-benar beruntung.
Setelah ini, acara akan dilanjutkan dengan talk session. Sebelum acara dimulai
tadi, seorang scriptwriter telah
mendatangiku dan menjelaskan rundown
acara. Jadi pada talk session ini,
para peserta akan diajukan beberapa pertanyaan oleh MC. Tetapi, hanya 2 orang dari
tiap kelompok peserta yang akan naik panggung. Tentu saja, kuputuskan Jiho,
sebagai yang paling tua, untuk naik ke panggung. Selain Jiho, Eunhee, sebagai
adik perempuan paling tua yang akan maju.
“Ne! Silahkan naik ke atas panggung untuk ke-10 peserta kita!”
ucap MC dengan lantang.
“Ah, itu kalian sudah dipanggil. Ayo, Jiho, Eunhee! Fighting!”
ucapku pada Jiho dan Eunhee yang duduk satu meja denganku.
-.-
-Bang Yongguk POV-
“Argh, aku benar-benar lelah. Apa kita benar-benar tidak boleh
beristirahat di ruang tunggu saja hyung?” tanya Youngjae.
“Andwae. Kita harus kembali ke depan. Bertahanlah Yoo
Youngjae. Sebentar lagi kan acara selesai.” Sebenarnya aku merasa kasihan pada
dongsaeng-dongsaeng ku. Setiap hari kami harus melakukan promosi One Shot.
Apalagi di sela jadwal promosi, kami harus sering melakukan latihan. Youngjae
lah yang memang sering tampak paling lelah. Sejak Himchan cedera, dia harus
menggantikan part-part Himchan. Kalau bisa menunggu di ruang tunggu, tentu
mereka bisa tidur. Tapi jika harus duduk di depan panggung?
“Ah, ne~. Arasseo hyung. Mianhaeyo. Tak seharusnya aku
mengeluh seperti tadi.”
“Gwenchana. Baiklah, kurasa tidak apa-apa kalau kita
beristirahat di ruang tunggu dulu selama 15 menit.” Aku menyerah, kasihan
mereka. Biar nanti kubicarakan dengan manager hyung.
Di ruang tunggu, Youngjae dan Daehyun langsung tertidur. Meski
sebentar, mereka memang butuh tidur. Sementara, maknae line kami, Jongup dan
Zelo, masih saja bersemangat dan terus bergerak. Mereka benar-benar seperti
robot dengan unlimited power.
“Yongguk-ah, sudah saatnya kembali ke depan.” ucap manager
hyung dari balik pintu.
“Ah, ne!” Sudah saatnya membangunkan mereka.
“Daehyun-ie, Youngjae-ah! Ireona. Sudah saatnya kita kembali
ke meja depan. Ayo cepat bangun!”
“Ne~ hyung.” ucap Daehyun dan Youngjae berbarengan.
“Daehyun-ie hyuuungg~~ Youngjae hyuuunngg~~” Zelo mulai melucu
lagi. Anak satu ini memang tahu cara membuat hyungnya bersemangat lagi.
Sementara Zelo memanggil nama Daehyun dan Youngjae dengan nada-nada lucu, Jongup
malah menari-nari sendiri menyesuaikan nada yang diberikan Zelo.
“Mwoyaa?” ucap Youngjae. Tapi bisa kulihat ia dan Daehyun
tertawa pelan.
-.-
-Bang Yongguk POV-
Saat kami tiba di depan panggung lagi, talk session sudah pada peserta nomor urut 9. Kedua anak lelaki
yang maju untuk nomor urut 9 ini sangat lucu. Tapi ketika kami sudah duduk, aku
hanya sempat mendengar mereka berteriak ”Teen Top johayo!!” dan disambut dengan
tawa penonton.
“Apa tadi pertanyaannya?” tanya Jongup.
“Eo? Molla. Aku tidak dengar.” jawab Zelo “Apa pertanyaannya
hyung?” tanya Zelo lagi, tak jelas untuk siapa.
“Mungkin MC bertanya Grup Idol yang paling mereka suka.” jawab
Daehyun asal.
“Jja, sekarang untuk peserta nomor urut 10, Jiho dan Eunhee.
Kita mulai dari pertanyaan, grup idol apa yang paling kalian suka?” tanya MC. Ah, ternyata benar itu pertanyaannya. Siapa
ya yang mereka suka?
Peserta nomor urut 10 ini memang cukup menarik perhatianku.
Mereka sangat lucu dan bersemangat. Tapi, yang membuatku paling mengingat tim
nomor 10 ini, bukanlah pesertanya. Tapi wali mereka yang duduk di kursi tamu. Sempat
beberapa kali, gadis kecil berambut panjang yang diikat tinggi, melakukan
kesalahan. Dan setelah melakukan kesalahan, dia akan melihat ke arah walinya.
Kemudian walinya akan sedikit-sedikit memberi gerakan kecil. Cara dari wali tim
nomor 10 ini melakukan gerakan kecil, benar-benar sangat lucu. Apalagi wanita
ini juga memiliki rambut panjang yang diikat tinggi, sama seperti adik asuhnya.
Sungguh sangat lucu.
“B.A.P!!” jawab si anak perempuan dengan lantang. B.A.P? Kami? pikirku.
“Hahaha. Sepertinya Eunhee sangat menyukai B.A.P ya? Kau
menjawab pertanyaan dengan semangat penuh.” ucap MC.
“Anieyo.” jawab Eunhee lagi. Aah, jadi namanya Eunhee. Tapi apa maksud perkataan anak ini. Hahaha.
Lucu sekali.
“Wae? Barusan kau bilang suka tapi lalu kau bilang tidak.
Lihat, B.A.P oppa sampai kebingungan. Hahaha” tanya MC lagi. Aku langsung
reflex memandang wajah dongsaeng-dongsaengku. Sebenarnya, bukan wajah bingung.
Kulihat dongsaeng-dongsaengku malah tertawa mendengar jawaban lucu Eunhee.
“Ah, ne. B.A.P johayo. Keunde eonni ga ddo johayo. Eonni lebih
menyukai B.A.P” jawab Eunhee.
“Jeongmal? Tapi Eonni siapa yang kalian bicarakan?” tanya MC
lagi. Benar. Eonni yang mana? Wali
merekakah?
“Wali kami. Choi Jangmi nuna. Dia sangat menyukai B.A.P. Dia
adalah fans B.A.P. Saat bangun tidur, dia akan mendengarkan lagu B.A.P, saat
hujan, saat senang, saat menangis, saat mau tidur. hanya lagu B.A.P yang nuna
dengarkan. Jadi ketika ia berkunjung ke rumah singgah, kami selalu menyebut
hari itu hari B.A.P” jawab Jiho.
Satu rentetan jawaban panjang itu langsung disambut tawa yang
membahana oleh penonton. Aku langsung menoleh untuk melihat wajah wanita itu.
Wajahnya merah. Lucu. Jadi namamu Choi
Jangmi. Kau menyukai kami? Jinjja?
-.-
-Choi Jangmi POV-
“Jadi ketika ia berkunjung ke rumah singgah, kami selalu
menyebut hari itu hari B.A.P”
Kalimat terakhir Jiho ini benar-benar membuatku malu. Aku
tidak pernah tahu mereka punya julukan seperti itu. Hari B.A.P? Kim Jiho! rutukku dalam hati.
“Choi Jangmi-ssi, jadi kau sangat menyukai B.A.P ya? Apa benar
yang dikatakan Jiho?” tanya MC padaku. Ah,
eottohke. Aku harus jawab apa.
“Ah, ne. Aku menyukai B.A.P sejak mereka debut sampai
sekarang. Semua lagu mereka bagus.” jawabku. Semoga suaraku tidak bergetar dan wajahku tidak merah.
“Hahaha. Karena ada B.A.P di sini, akan kuberi kesempatan
mengucapkan halo pada mereka. Silahkan Choi Jangmi-ssi”
“Ne??” Apa? Mengucapkan
halo? Jinjja? “Ah, ne.” Babo-ya. Aku
tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. “Annyeonghaseyo. Choi Jangmi
imnida. Aku adalah fans kalian dan aku sangat menyukai lagu-lagu kalian” ucapku
sambil membungkukkan badan.
Kemudian semua member B.A.P pun berdiri menghadapku dan
membungkuk. “Annyeonghaseyo. Ah ne, kamsahamnida”
“Aah, chesunghamnida Choi Jangmi-ssi. Akan sangat menyenangkan
kalau kalian bisa bersalaman. Tapi karena keterbatasan waktu, aku tidak bisa
melakukannya.”
“Ne~” ucapku sambil tersenyum malu. Ya ampun, bisa mengucapkan halo pada mereka seperti tadi saja sudah
menjadi keberuntungan yang sangat besar. Aku tidak akan meminta lebih. Aku
sudah sangat senang!!
-.-
-Bang Yongguk POV-
“Akan sangat menyenangkan kalau kalian bisa bersalaman. Tapi
karena keterbatasan waktu, aku tidak bisa melakukannya.” ucap MC sambil memohon
maaf.
Sayang sekali. Memang
akan sangat menyenangkan kalau bisa bersalaman, apalagi berkenalan. Semua ini
gara-gara waktu!! Ah, backstage! Dia pasti akan ke backstage untuk bicara
dengan PD atau scriptwriter. Akan kutemui dia di sana.
Acara berakhir. Aku dan member B.A.P lainnya langsung menuju
ruang tunggu. Selesai mengganti stage
costum dengan pakaian biasa, aku langsung berencana untuk mencari yeoja
itu. Choi Jangmi. Apa yang harus
kukatakan setelah bertemu denganmu? Tidak mungkinkan aku langsung meminta nomor
handphonenya. Meski dia fans, tapi kurasa itu akan sedikit aneh, pikirku. Ah! Moreugesseo. Yang penting bertemu dulu.
“Yaedeul-ah! Ayo berangkat. Kalian masih ada jadwal promosi
radio lagi!”
Mwo?! “Jigeum
hyung?” tanyaku.
“Tentu saja. Ayo, kita bisa terlambat.” ucap manager hyung
lagi.
Tapi…
Ah, sudahlah. Lain kali bisa kuminta. Tapi, apa akan ada lain kali?
0 komentar:
Posting Komentar