CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Pages - Menu

Rabu, 17 April 2013

As Always, It's You -Chapter 1-



Tadaahhh! Akhirnya, bikin juga FF. Berawal dari ide-ide cerita yang muncul di kepala, sebenernya nggak pernah ada niat untuk dituangkan dalam tulisan. Tapi, karena dorongan semangat dari sahabat, Anin dan Mawa, jeng jeng! Jadilah. Haha. Karena baru pertama kali bikin, pasti masih banyak kesalahan. But, i hope you will enjoy the story. :D
Selamat baca!!!
Cast:
Choi Jangmi
Bang Yongguk
Kim Himchan
B.A.P member


-Jangmi POV-
“Yaedeul-ah!! Na wasseo!!” Di sinilah aku, rumah singgah tempatku biasa menghabiskan waktu senggang jika sedang tak ada kuliah, tugas, ataupun pekerjaan. Rumah ini hanyalah rumah sederhana tempatku menampung 6 orang anak yatim piatu. Tentu saja, rumah ini bukanlah rumahku sendiri. Rumah ini adalah rumah pemberian Appa dan Eomma, ketika mereka tahu niatku untuk menampung dan merawat ke-6 anak jalanan ini. Kedua orang tuaku pun terkadang membantu pembiayaan mereka, meski aku juga memiliki penghasilanku sendiri. Appa bersikeras ingin membantu, agar waktuku kuliah tetap tidak akan terganggu meski aku juga memiliki pekerjaan sambilan.
“Eonni!!”
“Jangmi nuna!!” Ke-6 orang anak ini selalu langsung memelukku ketika aku datang. 2 orang anak laki-laki dan 4 orang anak perempuan. Mereka semua sudah kuanggap adikku sendiri dan aku sangat menyayangi mereka.
“Hei, kalian sedang apa? Sudah selesai latihannya?”
“Baru saja selesai eonni. Hari ini aku berlatih dengan sangat baik. Aku sudah bisa mengikuti gerakan-gerakan yang diajarkan oleh Jiho oppa.” jawab Yoona. Dia adalah adik asuhku yang usianya paling muda, 5 tahun. Sedangkan Jiho, yang tadi dia bicarakan adalah yang paling tua, 15 tahun.
Sejak 1 bulan yang lalu, setiap hari Selasa dan Jumat, mereka berlatih menari. Beberapa bulan yang lalu, saat sedang browsing internet, secara kebetulan aku menemukan info lomba anak-anak asuh berbakat yang diadakan oleh UNICEF. Lomba ini diadakan di beberapa negara. Tentu saja, aku langsung teringat oleh adik-adikku ini. Saat itu aku berpikir, lomba ini bisa meningkatkan rasa percaya diri mereka. Tak disangka, dari video yang kukirimkan pada pihak penyelenggara, video kami berhasil masuk 10 besar. Ketika mendengar kabar ini, mereka begitu bahagia dan bersemangat. Akhirnya, mereka selalu rutin berlatih gerakan-gerakan koreografi yang diciptakan Jiho. Hari ini adalah hari terakhir mereka latihan, karena besok mereka sudah harus tampil langsung di depan para juri.
“Ah, jinjja? Eonni sudah sering bilang kan, kalau terus berlatih dan selalu mendengarkan Jiho oppa, kau pasti bisa. Bagaimana dengan yang lain, bisa kan?” tanyaku.
“Bisaa!!” jawab Eunbok, Eunhee, Sunji, dan Minju bersamaan.
“Hahaha. Kalian memang anak-anak yang sangat pintar. Jiho juga selalu bisa diandalkan”. Jiho yang kupuji hanya tersenyum.
“Jja, karena besok kalian sudah harus tampil, latihan hari ini cukup ya. Lihat, Eonni bawa banyak makanan. Sekarang kalian mandi lalu kita makan bersama ya. Setuju?”
“Ne~” sahut mereka berbarengan. Kemudian mereka langsung berlarian untuk mandi.
Aah, bahagianya melihat mereka semangat seperti ini. Sebaiknya malam ini aku tidur di sini saja untuk mempersiapkan semua kebutuhan mereka besok.
-.-
-Choi Jangmi POV-
Yes, I’m hero, neowa dalla nal follow
Amuri naege matseoryeo haedo, nal mageul sun eobseo
I’m from zero, al su eobseo neon hollow
Eonjengan muneojigo mal geoya, you ain’t got halo
Pagi-pagi sekali aku sudah bangun untuk mempersiapkan kebutuhan adik-adikku untuk tampil nanti sore, seperti pakaian dan sepatu. Bangun pagi sambil mendengarkan lagu B.A.P memang selalu membuatku bersemangat. Haha.
“Apa yang sedang kau lakukan nuna? Kenapa senyum-senyum sendiri?”
“Ya! Kim jiho! Kamjjakiya. Sejak kapan kau ada di situ? Mengagetkanku saja.”
“Aku sudah di sini sejak 10 menit yang lalu. Apa nuna tidak sadar, aku sudah membantumu melipat beberapa pakaian?”
“Ah, keurae? Hahaha. Mian, aku tidak tahu. Tumben kau bangun pagi-pagi? Kenapa? Terlalu gugup jadi tidak bisa tidur?”
Jiho menghela napas. “Aku terbangun karena musikmu nuna. Terlalu keras, jadi aku terbangun. Melihat dari caramu tersenyum, B.A.P lagi ya?”
“Eo. Bagus kan lagunya? Hahaha.”
“Aku belum pernah dengar. Lagu baru mereka one shot kan?”
“Lagu ini ada di album one shot itu, Jiho-ah. Judulnya Zero.”
“Aah. Begitu rupanya.” jawab Jiho singkat.
“Gara-gara kau sering memutar lagu-lagu mereka, Eunhee, Sunji, Minju, dan Yoona juga jadi menyukai B.A.P. Bahkan mereka selalu berteriak-teriak, seperti fans remaja.”
“Ah, ahjumma. Annyeonghaseyo. Hahaha. Jinjjayo? Neomu giyeowoyo.” Kim Wonhee adalah wanita separuh baya yang dibayar Appa untuk membantuku merawat adik-adikku sehari-hari. Tentu tak setiap hari aku bisa datang kesini. Aku tetap harus kuliah dan melakukan pekerjaan sambilan.
“Kejadian yang paling lucu adalah ketika Jiho dan Eunbok bertengkar masalah gerakan tarian. Hahaha”
Mendengar ucapan ahjumma, aku langsung menoleh pada Jiho. “Kim Jiho, kau dan Eunbok bertengkar? Kenapa?” tanyaku.
“Jangan marah dulu nuna. Eunbok sepertinya juga mulai suka pada B.A.P. Apalagi setelah mendengarkan lagu terbaru mereka. Dia memaksaku untuk menciptakan koreografi yang sama persis dengan gerakan push-up dance B.A.P. Tentu saja aku menolak. Aku kesulitan, lagipula kalau aku bisa, apa mungkin aku mengajarkan gerakan seperti itu pada 4 adik perempuanku? Yang benar saja.”
Mendengar penjelasan Jiho, aku langsung tertawa terbahak-bahak. Aku sama sekali tidak menyangka, rasa sukaku pada B.A.P bisa menular pada mereka.
“Lalu, memangnya kau tidak suka?” godaku.
“Lagu mereka bagus. Tapi kau tahu aku tidak pernah jadi fans seperti itu nuna. Lagipula sebentar lagi juga kau akan pindah menyukai idol lain”
“No no. Kau salah Kim Jiho. Kali ini berbeda, nuna benar-benar suka. Kau masih kecil, jadi tidak akan mengerti. Hahaha.” jawabku.
Memang benar. Kali ini berbeda. Banyak grup yang pernah kusukai, tapi aku tidak pernah punya bias di tiap grup-grup itu. Kali ini rasanya berbeda, pikirku.
-.-
-Choi Jangmi POV-
Only one shot Only one shot
You only have last chance you know
“Kyaaaaaaa!!! B.A.P! B.A.P!” Teriakan penonton benar-benar membahana ke seluruh hall. Sekitar 30 menit yang lalu, adik-adikku telah tampil dengan nomor urut paling akhir. Penampilan mereka benar-benar bagus. Meskipun Yoona sempat melakukan beberapa kesalahan gerakan, tapi secara keseluruhan mereka tampil dengan baik. Aku sempat harus sedikit ikut bergerak dari kursi tamu untuk membantu Yoona. Kami tinggal berharap juri akan memberikan penilaian yang bagus. Setelah penampilan seluruh peserta, B.A.P tampil membawakan lagu One Shot. Acara ini memang tidak hanya dihadiri perwakilan UNICEF dan artis-artis pengisi acara, tetapi juga penonton biasa. Jadi tak heran, jika sejak acara dimulai suasana benar-benar ramai dengan teriakan penonton untuk idol masing-masing. Meskipun penggunaan lightstick, poster, dan spanduk dilarang, tapi semangat fans benar-benar tidak bisa dibendung.
Pasti menyenangkan, bisa berteriak penuh semangat seperti fans-fans itu. Andai aku duduk di sana, suara teriakanku pasti menjadi salah satu yang paling keras, batinku, tapi aku sama sekali nggak menyesal. Kenapa harus menyesal? Meski tidak bisa berteriak seperti para fans itu, aku tetap yang paling beruntung. Dalam acara ini, seluruh pengisi acara duduk di depan panggung bersama tamu-tamu undangan yang lain. Hanya para juri yang duduk terpisah. Aku yang menjadi wali dari ke-6 orang adik-adikku, tentu saja menjadi tamu undangan di sini. Jadi keuntungannya adalah aku bisa melihat sosok-sosok B.A.P dari dekat. Kyaaaaaa!! teriakku dalam hati. Aku benar-benar beruntung.
Setelah ini, acara akan dilanjutkan dengan talk session. Sebelum acara dimulai tadi, seorang scriptwriter telah mendatangiku dan menjelaskan rundown acara. Jadi pada talk session ini, para peserta akan diajukan beberapa pertanyaan oleh MC. Tetapi, hanya 2 orang dari tiap kelompok peserta yang akan naik panggung. Tentu saja, kuputuskan Jiho, sebagai yang paling tua, untuk naik ke panggung. Selain Jiho, Eunhee, sebagai adik perempuan paling tua yang akan maju.
“Ne! Silahkan naik ke atas panggung untuk ke-10 peserta kita!” ucap MC dengan lantang.
“Ah, itu kalian sudah dipanggil. Ayo, Jiho, Eunhee! Fighting!” ucapku pada Jiho dan Eunhee yang duduk satu meja denganku.
-.-
-Bang Yongguk POV-
“Argh, aku benar-benar lelah. Apa kita benar-benar tidak boleh beristirahat di ruang tunggu saja hyung?” tanya Youngjae.
“Andwae. Kita harus kembali ke depan. Bertahanlah Yoo Youngjae. Sebentar lagi kan acara selesai.” Sebenarnya aku merasa kasihan pada dongsaeng-dongsaeng ku. Setiap hari kami harus melakukan promosi One Shot. Apalagi di sela jadwal promosi, kami harus sering melakukan latihan. Youngjae lah yang memang sering tampak paling lelah. Sejak Himchan cedera, dia harus menggantikan part-part Himchan. Kalau bisa menunggu di ruang tunggu, tentu mereka bisa tidur. Tapi jika harus duduk di depan panggung?
“Ah, ne~. Arasseo hyung. Mianhaeyo. Tak seharusnya aku mengeluh seperti tadi.”
“Gwenchana. Baiklah, kurasa tidak apa-apa kalau kita beristirahat di ruang tunggu dulu selama 15 menit.” Aku menyerah, kasihan mereka. Biar nanti kubicarakan dengan manager hyung.
Di ruang tunggu, Youngjae dan Daehyun langsung tertidur. Meski sebentar, mereka memang butuh tidur. Sementara, maknae line kami, Jongup dan Zelo, masih saja bersemangat dan terus bergerak. Mereka benar-benar seperti robot dengan unlimited power.
“Yongguk-ah, sudah saatnya kembali ke depan.” ucap manager hyung dari balik pintu.
“Ah, ne!” Sudah saatnya membangunkan mereka.
“Daehyun-ie, Youngjae-ah! Ireona. Sudah saatnya kita kembali ke meja depan. Ayo cepat bangun!”
“Ne~ hyung.” ucap Daehyun dan Youngjae berbarengan.
“Daehyun-ie hyuuungg~~ Youngjae hyuuunngg~~” Zelo mulai melucu lagi. Anak satu ini memang tahu cara membuat hyungnya bersemangat lagi. Sementara Zelo memanggil nama Daehyun dan Youngjae dengan nada-nada lucu, Jongup malah menari-nari sendiri menyesuaikan nada yang diberikan Zelo.
“Mwoyaa?” ucap Youngjae. Tapi bisa kulihat ia dan Daehyun tertawa pelan.
-.-
-Bang Yongguk POV-
Saat kami tiba di depan panggung lagi, talk session sudah pada peserta nomor urut 9. Kedua anak lelaki yang maju untuk nomor urut 9 ini sangat lucu. Tapi ketika kami sudah duduk, aku hanya sempat mendengar mereka berteriak ”Teen Top johayo!!” dan disambut dengan tawa penonton.
“Apa tadi pertanyaannya?” tanya Jongup.
“Eo? Molla. Aku tidak dengar.” jawab Zelo “Apa pertanyaannya hyung?” tanya Zelo lagi, tak jelas untuk siapa.
“Mungkin MC bertanya Grup Idol yang paling mereka suka.” jawab Daehyun asal.
“Jja, sekarang untuk peserta nomor urut 10, Jiho dan Eunhee. Kita mulai dari pertanyaan, grup idol apa yang paling kalian suka?” tanya MC. Ah, ternyata benar itu pertanyaannya. Siapa ya yang mereka suka?
Peserta nomor urut 10 ini memang cukup menarik perhatianku. Mereka sangat lucu dan bersemangat. Tapi, yang membuatku paling mengingat tim nomor 10 ini, bukanlah pesertanya. Tapi wali mereka yang duduk di kursi tamu. Sempat beberapa kali, gadis kecil berambut panjang yang diikat tinggi, melakukan kesalahan. Dan setelah melakukan kesalahan, dia akan melihat ke arah walinya. Kemudian walinya akan sedikit-sedikit memberi gerakan kecil. Cara dari wali tim nomor 10 ini melakukan gerakan kecil, benar-benar sangat lucu. Apalagi wanita ini juga memiliki rambut panjang yang diikat tinggi, sama seperti adik asuhnya. Sungguh sangat lucu.
“B.A.P!!” jawab si anak perempuan dengan lantang. B.A.P? Kami? pikirku.
“Hahaha. Sepertinya Eunhee sangat menyukai B.A.P ya? Kau menjawab pertanyaan dengan semangat penuh.” ucap MC.
“Anieyo.” jawab Eunhee lagi. Aah, jadi namanya Eunhee. Tapi apa maksud perkataan anak ini. Hahaha. Lucu sekali.
“Wae? Barusan kau bilang suka tapi lalu kau bilang tidak. Lihat, B.A.P oppa sampai kebingungan. Hahaha” tanya MC lagi. Aku langsung reflex memandang wajah dongsaeng-dongsaengku. Sebenarnya, bukan wajah bingung. Kulihat dongsaeng-dongsaengku malah tertawa mendengar jawaban lucu Eunhee.
“Ah, ne. B.A.P johayo. Keunde eonni ga ddo johayo. Eonni lebih menyukai B.A.P” jawab Eunhee.
“Jeongmal? Tapi Eonni siapa yang kalian bicarakan?” tanya MC lagi. Benar. Eonni yang mana? Wali merekakah?
“Wali kami. Choi Jangmi nuna. Dia sangat menyukai B.A.P. Dia adalah fans B.A.P. Saat bangun tidur, dia akan mendengarkan lagu B.A.P, saat hujan, saat senang, saat menangis, saat mau tidur. hanya lagu B.A.P yang nuna dengarkan. Jadi ketika ia berkunjung ke rumah singgah, kami selalu menyebut hari itu hari B.A.P” jawab Jiho.
Satu rentetan jawaban panjang itu langsung disambut tawa yang membahana oleh penonton. Aku langsung menoleh untuk melihat wajah wanita itu. Wajahnya merah. Lucu. Jadi namamu Choi Jangmi. Kau menyukai kami? Jinjja?
-.-
-Choi Jangmi POV-
“Jadi ketika ia berkunjung ke rumah singgah, kami selalu menyebut hari itu hari B.A.P”
Kalimat terakhir Jiho ini benar-benar membuatku malu. Aku tidak pernah tahu mereka punya julukan seperti itu. Hari B.A.P? Kim Jiho! rutukku dalam hati.
“Choi Jangmi-ssi, jadi kau sangat menyukai B.A.P ya? Apa benar yang dikatakan Jiho?” tanya MC padaku. Ah, eottohke. Aku harus jawab apa.
“Ah, ne. Aku menyukai B.A.P sejak mereka debut sampai sekarang. Semua lagu mereka bagus.” jawabku. Semoga suaraku tidak bergetar dan wajahku tidak merah.
“Hahaha. Karena ada B.A.P di sini, akan kuberi kesempatan mengucapkan halo pada mereka. Silahkan Choi Jangmi-ssi”
“Ne??” Apa? Mengucapkan halo? Jinjja? “Ah, ne.” Babo-ya. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. “Annyeonghaseyo. Choi Jangmi imnida. Aku adalah fans kalian dan aku sangat menyukai lagu-lagu kalian” ucapku sambil membungkukkan badan.
Kemudian semua member B.A.P pun berdiri menghadapku dan membungkuk. “Annyeonghaseyo. Ah ne, kamsahamnida”
“Aah, chesunghamnida Choi Jangmi-ssi. Akan sangat menyenangkan kalau kalian bisa bersalaman. Tapi karena keterbatasan waktu, aku tidak bisa melakukannya.”
“Ne~” ucapku sambil tersenyum malu. Ya ampun, bisa mengucapkan halo pada mereka seperti tadi saja sudah menjadi keberuntungan yang sangat besar. Aku tidak akan meminta lebih. Aku sudah sangat senang!!
-.-
-Bang Yongguk POV-
“Akan sangat menyenangkan kalau kalian bisa bersalaman. Tapi karena keterbatasan waktu, aku tidak bisa melakukannya.” ucap MC sambil memohon maaf.
Sayang sekali. Memang akan sangat menyenangkan kalau bisa bersalaman, apalagi berkenalan. Semua ini gara-gara waktu!! Ah, backstage! Dia pasti akan ke backstage untuk bicara dengan PD atau scriptwriter. Akan kutemui dia di sana.
Acara berakhir. Aku dan member B.A.P lainnya langsung menuju ruang tunggu. Selesai mengganti stage costum dengan pakaian biasa, aku langsung berencana untuk mencari yeoja itu. Choi Jangmi. Apa yang harus kukatakan setelah bertemu denganmu? Tidak mungkinkan aku langsung meminta nomor handphonenya. Meski dia fans, tapi kurasa itu akan sedikit aneh, pikirku. Ah! Moreugesseo. Yang penting bertemu dulu.
“Yaedeul-ah! Ayo berangkat. Kalian masih ada jadwal promosi radio lagi!”
Mwo?! “Jigeum hyung?” tanyaku.
“Tentu saja. Ayo, kita bisa terlambat.” ucap manager hyung lagi.
Tapi… Ah, sudahlah. Lain kali bisa kuminta. Tapi, apa akan ada lain kali?

0 komentar:

Posting Komentar

B.A.P

B.A.P