CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Pages - Menu

Senin, 29 April 2013

As Always, It's You -Chapter 2-

Annyeong yeorobun!!
Inilah chapter 2 dari FF yang aku bikin. Di chapter 2 ini, aku harus minta maaf untuk Himchan oppa (Oppa, jinjja mianhae..). Karena alur cerita sesuai imajinasi tampaknya terlalu panjang, juga karena kritik dan saran dari FF writer sunbae (anin-mawa), diputuskan untuk menghapus karakter Himchan. Jadi, aku langsung memunculkan karakter Yongnam di sini. Beginilah jadinya. Semoga reader tetep suka yaa.. Enjoy..

-Choi Jangmi POV-
Hari ini, seperti biasa, aku berkunjung ke rumah singgah. Semua kegiatan berjalan seperti biasa. Sore itu aku sedang menonton TV, ketika keenam orang adikku tiba-tiba mendatangiku dengan wajah yang mencurigakan.
”Wae? Kenapa kalian melihatku seperti itu?”
“Eonni, minggu depan hari ulang tahunmu kan? Apa kau sudah punya rencana?” tanya Yoona.
“Hahaha. Wae? Waeniriya? Seperti biasanya, eonni akan menghabiskan hari ulang tahunku di sini.”
“Eonni, kurasa sekarang kau harus lebih banyak memikirkan dirimu sendiri. Dan semua itu dimulai dari ini.” jawab Jiho sambil mengeluarkan selembar amplop putih besar.
“Eo? Ige mwoya?”
“Saengil seonmul!! Terimalah eonni.” Yoona dan keempat adikku yang lebih kecil menjawab bersamaan.
“Mwo? Seonmul? Jangnaniya? Ulangtahunku kan masih minggu depan. Simpan saja untuk minggu depan.”
“Eonni, buka saja dulu. Ada dua kejutan untukmu.” paksa Yoona. Akhirnya kuterima amplop putih itu. Di dalamnya terdapat satu lipatan surat dan selembar kertas persegi panjang berwarna biru muda. Kertas biru muda ini yang pertama kali menarik perhatianku. Tak berapa lama, kusadari juga kertas apa ini.
“Ya! Tiket fanmeeting B.A.P? Ige mwoya? Kalian dapat darimana? Kalian beli?”
“Ne. Kau suka eonni? Kami tahu kau sangat menyukai B.A.P, makanya kami membelikanmu ini.” jawab Eunhee dengan semangat.
“Awalnya kami ingin membelikan tiket konser. Tapi ternyata harganya jauh lebih mahal daripada tiket ini. Mianhaeyo nuna.” jawab Eunbok.
“Mwo? Kenapa harus minta maaf? Gomawo. Neomu gomawo. Kalian benar-benar manis. Kamdongidda.”
“Kertas yang satu lagi eonni. Cepat lihat.” ucap Sunji sambil menarik-narik tanganku.
“Arasseo.” Saat kubuka, ternyata lipatan kertas itu adalah sebuah surat dengan logo UNICEF di sisi kiri atasnya. Setelah selesai kubaca, isinya benar-benar di luar dugaanku.
“Daebak! Jinjja daebak! Kalian terpilih jadi dua besar! Waaaa, chukkae. Kalian benar-benar hebat.” ucapku bersemangat.
“Gomawo nuna. Ini semua kan berkat kau juga. Seperti yang tercantum di surat itu, minggu depan tepat di hari ulang tahunmu, kami harus pergi ke Jeju-do. Jadi, nikmati hari ulang tahunmu sambil menonton B.A.P ya.”
-.-
-Choi Jangmi POV-
Ah, mendung. Kumohon, jangan hujan sekarang!
Aku menatap langit dari dalam taksi menuju sebuah hall di daerah selatan Seoul. Pagi tadi aku baru saja mengantarkan adik-adik angkatku ke bandara. Mereka terpilih menjadi 2 besar dari lomba yang telah mereka ikuti. Liburan ke Jeju-do adalah salah satu hadiahnya. Tapi tampaknya, liburan ini juga akan dijadikan semacam MT. Jadi, aku sebagai wali tidak disarankan untuk ikut agar dapat melatih kemandirian mereka.
Sore ini, B.A.P akan mengadakan fanmeeting dan di sinilah aku. Langit yang mendung tidak membuat para fans jadi patah semangat. Buktinya fans yang datang tetap sangat banyak hingga pintu depan hall jadi penuh sesak. Aku juga tak kalah bersemangat. Aku membawa lighstick bunny, yang menjadi official lightstick B.A.P.
Selama dua jam acara fanmeeting, B.A.P menyanyikan 3 lagu. Selain itu mereka juga melakukan interaksi dengan fans melalui games. Dari 2 sesi games sebelumnya, aku sama sekali tidak terpilih. Mungkin hari ini bukan hari keberuntunganku. Tapi, kemudian pada sesi games terakhir, terjadilah keajaiban itu.
“Jja, yeorobun, saat ini kami sudah menyiapkan beberapa gulungan kertas. Sekarang Yongguk hyung akan mengambil satu gulungan. Hyung!” ucap Daehyun sambil memanggil Yongguk.
Setelahnya, Yongguk membuka gulungan kemudian membaca tulisan yang ada pada gulungan kertas tersebut. “Happy birthday”
“Happy birthday? JJamkanman, permainan apa yang bisa kita mainkan dengan Happy Birthday?” tanya Jongup. Mereka hanya saling pandang. Hahaha, lucu sekali ekspresi wajah mereka. Sepertinya mereka tidak tahu harus melakukan apa.
“Ah.. Bagaimana kalau begini saja. Karena games ini juga akan jadi games penutup, bagaimana kalau sedikit kita ubah? Bagaimana kalau kita menyanyi untuk fans di sini yang sedang berulang tahun hari ini?” ujar Himchan.
Mwo? Naneunde. Oneul na saengiliya. Kyaaaa!! Aku benar-benar kaget dan senang sampai-sampai aku tidak sadar bahwa B.A.P sedang memanggil seorang fans yang mengacungkan tangan. Akibatnya, aku sama sekali tidak mengacungkan tangan dan akhirnya fans lainlah yang terpilih.
Andwae… Padahal sedikit lagi aku bisa dekat dengan mereka. Aku benar-benar tidak beruntung. Jajeungna! umpatku dalam hati.
“Chogiyo. Gwenchanayo? Apa kau sedang tidak enak badan?”
“Ne? Ah, aniyo. Aku baik-baik saja kok. Waeyo?” tanyaku balik. Siapa laki-laki ini? Sejak kapan dia memperhatikanku? Jangan-jangan dia orang jahat. Aku benar-benar kaget karena dengan tiba-tiba, lelaki di sebelahku tiba-tiba bertanya seperti itu.
“Keuraeyo? Baiklah kalau kau baik-baik saja. Hanya saja wajahmu tampak seperti kau sedang sakit. Kau juga memukul-mukul pahamu sejak tadi. Jadi kukira kau sakit.”
Hah? Babo. Diriku benar-benar memalukan. Pasti aku memukul-mukulkan tanganku karena terbawa perasaan kesal tadi. “Anieyo. Aku baik-baik saja. Maaf sudah membuatmu khawatir.” ucapku sambil sedikit membungkukkan badan.
“Ah, apa kau sedang berulang tahun hari ini?”
“Ne?? Bagaimana kau bisa tahu?” Siapa orang ini? Benar-benar menakutkan. Tapi, saat aku sedang sibuk mencurigainya, tiba-tiba saja ia sudah berteriak ke arah panggung.
“Chesunghamnida!! Temanku juga berulang tahun hari ini! Bolehkah dia ikut maju?”
“Teman? Chogiyo, apa yang sedang kau lakukan?” bisikku. Akibat teriakannya, semua mata tertuju ke arah kami. Saat itu B.A.P sudah hampir mulai menyanyi.
“Keuromyo. Silahkan maju!” ucap Yongguk. Aku benar-benar kaget dan tidak menyangka. Saking kagetnya, aku sampai terdiam dan bingung harus melakukan apa.
“Ayo cepat maju. Mereka sudah menunggumu.” ucapnya sambil tersenyum. Aneh. Rasa-rasanya aku pernah lihat wajah itu. Tapi dimana ya. Rasanya familiar sekali.
-.-
-Bang Yongguk POV-
Choi Jangmi. Benar dia, ternyata benar dia. Jadi hari ini hari ulang tahunnya. Kebetulan yang menyenangkan. Tapi, yang tadi berteriak kan Yongnam. Apa mereka saling kenal?
“Annyeonghaseyo. Ireumeun mwohaeyo?” tanya Himchan.
“Annyeonghaseyo. Choi Jangmi imnida.” jawabnya sambil tersenyum. Senyumnya benar-benar manis.
“Choi Jangmi ssi. Ah, bukankah kita sudah pernah bertemu sebelumnya di acara UNICEF beberapa waktu yang lalu?” tanyaku.
“Ne. Ternyata kau masih ingat.” jawabnya. Tentu saja aku ingat.
“Apa yang berteriak tadi itu temanmu? Dia tampak bersemangat sekali.” tanyaku lagi.
“Ne? Ahh, ne ne. Dia memang temanku. Hahaha.” Jadi mereka memang saling kenal. Berarti harusnya dia tahu kalau Yongnam kembaranku. Aneh. Sudahlah, bukankah malah bagus. Aku akan meminta nomornya pada Yongnam.
-.-
-Bang Yongnam POV-
Akhirnya acara ini selesai juga. Aku langsung turun dan berjalan menuju ruang belakang. Teriakan para fans benar-benar masih bergema di telingaku. Aish, jinjja! Suara yang memekakkan. Bagaimana bisa mereka tahan dengan semua ini, ucapku dalam hati.
“Brother! Apa yang kau lakukan di sana?” Itu dia, suara yang sangat kukenal seperti suaraku sendiri.
“Yongguk-ah!” teriakku sambil berjalan menuju Yongguk.
“Mwohaneungoya? Melamun lagi? Sudahlah, cepat cari yeochin saja. Jangan hanya mengurus UNICEF dan musik rockmu.” ucap Yongguk.
“Apaan kau ini. Kau juga kan sama. Kita sama-sama peduli pada anak-anak itu, kau juga selalu sibuk dengan B.A.P mu. Kau yang seharusnya cari yeochin. Agensimu kan juga tidak keberatan, asal tidak dipublikasi. Iya kan?”
“Hahaha. Dasar kau! Mendengar ucapanmu, aku jadi teringat lagi kalau kita ini kembar.”
“Dan benar-benar melelahkan menjadi kembaranmu. Bahkan setelah aku memasang tweet seperti itu saja, fansmu masih terus memperhatikanku“
“Mianhae. Privacy mu jadi terganggu.”
“Sudahlah, bukan salahmu juga. Oiya, malam ini aku akan pergi ke Jeju-do, sayang kau tidak bisa ikut.”
“Aah, acara itu. Bagaimana lagi, kami harus mempersiapkan konser. Ini konser pertama, jadi semua orang benar-benar sibuk. Oiya, ada hal yang ingin kutanyakan. Yeoja yang tadi itu, kau kenal?”
“Yeoja? Yeoja yang mana?”
“Itu, yang tadi kau bantu untuk maju. Saat kau berteriak itu. Dia temanmu?”
“Hahaha. Ani. Dia duduk di sebelahku dan kebetulan saja aku tadi membantunya. Memangnya kenapa?”
“Aniya. Keunyang.. Ah, sudahlah.”
“Neo, isanghae. Ya sudah, aku harus segera ke bandara.”
“Eo, keurae. Hati-hati.” Aneh. Bukankah tadi yeoja itu bilang mereka teman.
-.-
-Choi Jangmi POV-
Neon nal kkaeugo utge hae
teukbyeolhae neon jom dareun geol
Acara fanmeeting sudah selesai. Semua fans langsung pulang ketika mengetahui mobil member B.A.P pun sudah meninggalkan gedung. Sesuai dugaan, mendung tadi siang membuat sore ini basah karena hujan. Hujan yang sangat deras. Karena tidak membawa payung, akhirnya aku tidak bisa ke halte untuk pulang naik bis. Terpaksa harus memesan taksi lagi dan selama menunggu taksi, sudah entah berapa kali kuulangi mendengar lagu Happy Birthday milik B.A.P.
Lagu yang indah. Cuaca yang indah. Hahaha. Ah, hari ini memang hari yang sangat membahagiakan. Bahkan sampai sekarang, rasanya masih bisa mendengar suara Bang Yongguk, ucapku dalam hati.
“Bahagia sekali. Karena yang tadi? Bukankah seharusnya kau berterima kasih padaku?”
“Eh? Kau kan namja yang tadi.” Tanpa kusadari namja ini sudah duduk di sampingku.
-.-
-Bang Yongnam POV-
Jam tanganku masih menunjukkan pukul 6 sore, sedangkan pesawatku baru akan berangkat pukul 9. Sebenarnya aku ke sini bukan hanya untuk menonton acara fanmeeting ini. Tapi juga sekalian ingin mengajak Yongguk untuk makan malam bersama. Tapi, tampaknya dia sangat sibuk akhir-akhir ini. Bisa kupahami, B.A.P akan mengadakan konser solo mereka yang pertama. Akhirnya kuurungkan mengajak Yongguk makan malam, agar ia tidak semakin merasa bersalah.
Masih 3 jam lagi. Dari sini ke bandara hanya butuh waktu 1 jam. Sudahlah, aku menunggu di sini saja. Lagipula hujannya deras sekali. Kuputuskan untuk menunggu di bagian depan gedung ketika aku melihat yeoja itu. Eo, dia kan yeoja yang tadi. Sepertinya dia juga sedang menunggu hujan.
“Chogiyo. Apa kau tidak bawa payung? Aku bisa memberimu tumpangan." Tidak ada jawaban. Apa dia tidak dengar? Padahal aku sudah berdiri tepat di belakangnya. Masa tidak dengar
 “Chogiyo.” Kucoba sekali lagi, tapi tetap tidak ada respon. Akhirnya kuberanikan diri untuk duduk di sampingnya. Ya ampun, ternyata dia sedang memakai earphone. Pantas saja tidak dengar, aku sudah duduk di sampingnya saja dia tidak sadar. Hahaha. Lucu sekali. Tanpa kusadari aku jadi tersenyum sendiri memperhatikan yeoja ini.
“Kau tampak bahagia sekali. Karena yang tadi? Bukankah seharusnya kau berterima kasih padaku?” tanyaku dengan suara sedikit lebih keras.
“Eh? Kau kan namja yang tadi.”
“Kenalkan, nae ireumeun Bang Yongnam imnida.”
“Ah, Choi Jangmi imnida.” Apa-apaan namja ini. Tiba-tiba mengajak berkenalan. Tapi, tunggu. Dia bilang siapa namanya tadi?
“Bang Yongnam? Jangan bilang kau saudara kembar Bang Yongguk. Pantas..”
“Hahaha. Memang iya. Pantas apa?”
“Saat tadi melihatmu rasanya seperti sudah pernah bertemu sebelumnya. Ternyata kau kembaran Bang Yongguk, jadi pantas saja wajahmu mirip dengannya.”
“Keuronga.. Harusnya wajahnya yang mirip denganku. Aku yang dilahirkan lebih dulu.”
“Hah? Bukankah sama saja? Ah, ya. Kau tadi sudah membantuku. kalau kau tidak berteriak, pasti aku tidak akan bisa maju ke depan. Kamsahamnida.”
“Cuma terima kasih? Idolmu menyanyi untukmu bukankah itu hadiah yang indah di hari ulang tahunmu? Kau harus mentraktir aku makan lain kali.”
“Hahaha. Baiklah. Aku sedang menunggu taksi. Kalau kau mau aku bisa mentraktirmu sekarang. Kebetulan sedari tadi siang aku juga belum makan.”
“Anieyo. Aku tidak bisa. Aku harus pergi ke Jeju-do malam ini. Tapi kau harus tetap mentraktirku. Aku akan menyimpan nomormu, jadi setelah aku kembali dari Jeju-do, kau akan kuhubungi. Bagaimana?”
“Ckckck. Bukankah kalau kau tidak bisa, seharusnya aku tidak perlu mentraktirmu lagi. Baiklah, baiklah. Ini nomorku.” Yeoja itu pun menyebutkan nomor HP nya yang langsung kumasukkan dalam kontak HP ku.
“Ah, taksiku datang. Maaf, aku harus pulang duluan. Aku tidak ingin pulang terlalu malam. Mmm, apa kau butuh tumpangan taksi?”
“Hahaha. Bagaimana bisa semudah itu kau memberi nomor HP pada orang yang baru kau kenal lalu menawarkan tumpangan taksi? Berhati-hatilah pada orang asing. Kamsahamnida. Aku bawa mobil sendiri.”
“Ah, baiklah. Kalau begitu, aku pulang duluan.”
Yeoja itu, entah terlalu baik atau terlalu polos. Tentu saja aku harus menolak tawaran makan malammu hari ini. Kalau kuterima, aku jadi tidak punya alasan lagi untuk bertemu denganmu.
-.-
-Author POV-
Di dalam mobil, Bang Yongguk tidak bisa berhenti memikirkan kejadian saat fanmeeting tadi sore. Yongguk sama sekali tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan Jangmi. Sepanjang perjalanan, ia hanya tersenyum mengingat wajah merah Choi Jangmi tadi. Ia sama sekali tidak memperhatikan Daehyun yang sedang berlatih di dalam mobil, sampai Daehyun menyanyikan satu lagu milik mereka. Crash. Ya ampun, ada apa denganku? Bahkan sekarang aku jadi ingin ikut bernyanyi, ucap Yongguk dalam hati.
Maldo andwae jeongmal wanbyeokhae
Sumi gappa igeon banchigingeol
Neoui nun geu ip geu modeunge
Naui maemeul da heundeuro noheungeol
Di mobil yang berbeda, Bang Yongnam juga memikirkan hal yang sama. Perasaan apa ini? Kenapa hanya karena bertemu seorang yeoja, jantungku jadi berdegup tak karuan? Aarrghh, ucap Yongnam dalam hati.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

baguuusss...kaya janjimu himchan sama aku aja yak? :p
eniwei tau ga sih, tokoh di FF mu ini kamu banget deh. jadilah sepanjang baca yg aku bayangin kamu fi.haha

Aninditya mengatakan...

yg posting diatas ini ndak mawa -__-" yaaaa himchan sama daehyun itu milikkuuu
hahahahha

oke, serius... #sookk atuh
tiket fanmeet sm konser biasa itu lebih mahal tiket fanmeet sakjane.. tapi gpp sih fi..
lanjutkan !!! :D

Afi mengatakan...

ooohhh.. iya to? masa tiket konser lebih mahal? ternyataaa.. di luar penalaranku.. hahaha..

maacih yaa, kritik sarannya sunbaenimdeul.. jangan bosen..

Posting Komentar

B.A.P

B.A.P